TOP NEWS

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas mattis nisi felis, vel ullamcorper dolor. Integer iaculis nisi id nisl porta vestibulum.

Sunday, July 22, 2012

Puasa Menurut Para Ahli Kedokteran

hikmah dan manfaat untuk
tubuh, ketenangan jiwa, dan
kecantikan. Saat berpuasa,
organ-organ tubuh dapat
beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa
menghimpun diri untuk
bertahan hidup. Puasa
berfungsi sebagai
detoksifikasi untuk
mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam
tubuh, meremajakan sel-sel
tubuh dan mengganti sel-sel
tubuh yang sudah rusak
dengan yang baru serta untuk
memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan
meningkatkan daya tahan
tubuh karena manusia
mempunyai kemampuan
terapi alamiah. Puasa dapat membuat kulit
menjadi segar, sehat, lembut,
dan berseri. Karena, setiap saat
tubuh mengalami
metabolisme energi, yaitu
peristiwa perubahan dari energi yang terkandung
dalam zat gizi menjadi energi
potensial dalam tubuh.
Sisanya akan disimpan di
dalam tubuh, sel ginjal, sel
kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan
glikogen. Manusia mempunyai cadangan
energi yang disebut glikogen.
Cadangan energi tersebut
dapat bertahan selama 25 jam.
Cadangan gizi inilah yang
sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh
tidak mendapat suplai pangan
dari luar. Ketika berpuasa,
cadangan energi yang
tersimpan dalam organ-organ
tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-
organ tubuh serta sel-sel
penyimpanannya. Peristiwa
ini disebut peremajaan sel.
Dengan meremajakan sel-sel
tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan
kekebalan dan kesehatan
tubuh serta kulit kita. Oleh
karena itu, orang yang sering
berpuasa kulitnya akan
terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena
proses peremajaan sel dalam
tubuhnya berjalan dengan
baik. Beberapa Ilmuwan telah
melakukan beberapa
penelitian tentang puasa
diantaranya secara ringkas
dibawah ini: 1. Allan Cott, M.D. , Seorang ahli dari Amerika,
telah menghimpun hasil
pengamatan dan penelitian
para ilmuwan berbagai
negara, lalu menghimpunnya
dalam sebuah buku Why Fast membeberkan berbagai
hikmah puasa, antara lain: a.
To feel better physically and
mentally (merasa lebih baik
secara fisik dan mental). b. To
look and feel younger (melihat dan merasa lebih
muda). c. To clean out the
body (membersihkan badan)
d. To lower blood pressure
and cholesterol levels
(menurunkan tekanan darah dan kadar lemak. e. To get
more out of sex (lebih mampu
mengendalikan seks). f. To let
the body health itself
(membuat badan sehat
dengan sendirinya). g. To relieve tension
(mengendorkan ketegangan
jiwa). h. To sharp the senses
(menajamkan fungsi indrawi).
i. To gain control of oneself
(memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri). j.
To slow the aging process
(memperlambat proses
penuaan). 2. Dr. Yuri Nikolayev Direktur bagian diet pada
Rumah Sakit Jiwa Moskow
menilai kemampuan untuk
berpuasa yang
mengakibatkan orang yang
bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu
penemuan (ilmu) terbesar
abad ini. Beliau mengatakan:
what do you think is the
most important discovery in
our time? The radioactive watches? Exocet bombs? In
my opinion the bigest
discovery of our time is the
ability to make onself
younger phisically, mentally
and spiritually through rational fasting. (Menurut
pendapat Anda, apakah
penemuan terpenting pada
abad ini? Jam radioaktif? Bom
exoset? Menurut pendapat
saya, penemuan terbesar dalam abad ini ialah
kemampuan seseorang
membuat dirinya tetap awet
muda secara fisik, mental, dan
spiritual, melalui puasa yang
rasional). 3. Alvenia M. Fulton Direktur Lembaga Makanan
Sehat “Fultonia” di Amerika
Serikat menyatakan bahwa
puasa adalah cara terbaik
untuk memperindah dan
mempercantik wanita secara alami. Puasa menghasilkan
kelembutan pesona dan daya
pikat. Puasa menormalkan
fungsi-fungsi kewanitaan dan
membentuk kembali
keindahan tubuh (fasting is the ladies best beautifier, it
brings grace charm and poice,
it normalizes female functions
and reshapes the body
contour). 4. Riyad Albiby and
Ahmed Elkadi Mengatakan Puasa dapat
meningkatkan kekebalan
tubuh atau imun system
terhadap berbagai penyakit.
Ditunjukkan dengan
peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel
limfosit T yang secara
significan bertambah, setelah
puasa. 5. Sulimami Mengatakan bahwa untuk
penyakit seperti diabetes
sekalipun puasa ramadhan
tidak akan berbahaya, malah
memberikan banyak manfaat
(Sulimami, dll, 1988: 549-552) 6. Jalal Saour Berpendapat bahwa
berkurangnya cairan pada
puasa akan menurunkan heart
rate atau kerja jantung,
pencegahan terhadap
penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius
panyakit jantung.(Jalal,
Riyad,1990) 7. Muzam MG, Ali M.N dan
Husain Berpendapat bahwa puasa
juga aman untuk pasien yang
mempunyai gangguan ulcer
pada lambung. Penelitian
dilakukan oleh Muzam MG, Ali
M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa
ramadhan terhadap asam
lambung. 8. Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of
Marin (sejak 1984)
mengatakan dalam puasa
(cleansing dan detoksifikasi)
merupakan bagian dari trilogy
nutrisi, balancing, building ( toning). Elson percaya
bahwa puasa adalah bagian
yang hilang “missing link”
dalam diet di dunia barat.
Kebanyakan orang di barat
over eating atau terlalu banyak makan, makan
dengan protein yang
berlebihan, lemak yang
berlebihan pula. Sehingga ia
menyarankan agar orang lain
mulai mengatur makanannya agar lebih seimbang dan mulai
berpuasa, karena puasa
bermanfaat sebagai:
purifikasi, peremajaan,
istirahat pada organ
pencernaan, anti aging, mengurangi alergi,
mengurangi berat badan,
detoksikasi, relaxasi mental
dan emosi, perubahan
kebiasaan dari kebiasaan
makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih
terkontrol, meningkatkan
imunitas tubuh. dan lebih baik
lagi bila dalam pengawasan
dokter. Puasa dapat
mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare,
konstipasi, alergi makanan,
astma, aterosklerosis,
penyakit jantung koroner,
hipertensi, diabetes, obesitas,
kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental,
angina pectoris (nyeri dada
karena jantung), panas dan
insomnia. 9. Dr Sabah al-Baqir dan
kawan-kawan Mengatakan bahwa Puasa
dapat mengurangi jumlah
hormon pemicu stress. Dia
bersama tim dari Falkutas
kedokteran Universitas King
Saud.yang melakukan studi terhadap hormon prolaktin,
insulin dan kortisol, pada
tujuh orang laki-laki yang
berpuasa sebagai sampel.
Hasilnya bahwa tidak ada
perubahan signifikan pada level kortisol. Prolaktin, dan
insulin. Ini menunjukkan
bahwa puasa bulan ramadhan
bukanlah pekerjaan yang
memberatkan, dan tidak
mengakibatkan tekanan mental maupun saraf.
Percobaan ini menunjukan
peningkatannya terjadi pada
perbedaan waktu saja, bila
pada hari tidak puasa
prolaktin mengalami kenaikan tertinggi pada jam
16.00. sementara pada bulan
Ramadhan mengalami
puncaknya pada pukul 21.00
dan menurun lagi sampai
batas terendahnya pukul 04.00. Sementara insulin
meningkat pada pukul 16.00,
sedang pada bulan ramadhan
pukul 21.00, menurun sampai
batas terendah pukul 16.00.
Sedang Kortisol pada hari biasa mencapai puncaknya
pukul 09.00, menurun pada
pukul 21.00, sementara pada
bulan Ramadhan tidak ada
perubahan berarti. 10. Dr Ahmad al-Qadhi, Dr.
Riyadh al-Bibabi Bersama rekannya di Amerika
melakukan uji laboratorium
terhadap sejumlah
sukarelawan yang berpuasa
selama bulan Ramadhan. Hasil
penelitian ini menunjukan pengaruh positif puasa yang
cukup signifikan terhadap
sistem kekebalan tubuh.
Indikator fungsional sel-sel
getah (lymfocytes) membaik
hingga sepuluh kali lipat, walaupun jumlah keseluruhan
sel-sel getah bening tidak
berubah, namun prosentase
jenis getah bening yang
bertanggung jawab
melindungi tubuh dan melawan berbagai penyakit
yaitu sel T mengalami
kenaikan yang pesat. 11. Dr Riyadh Sulaiman dan
kawan-kawan Tahun 1990 dari RS Universitas
King Khalid, Riyadh Saudi
melakukan penelitian
terhadap pengaruh puasa
Ramadhan terhadap 47
penderita diabetes jenis kedua (pasien yang tidak tergantung
insulin). Dan sejumlah orang
sehat. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa puasa
bulan ramadhan tidak
menimbulkan penurunan berat badan yang signifikan.
Tidak ada pengaruh apapun
yang berarti pada kontrol
penyakit diabetes diabetes
dikalangan penderita ini.
Sejauh ini puasa Ramadhan aman saja bagi penderita
diabetes sejauh dilakukan
dengan kesadaran dan kontrol
makanan serta obat-obatan. 12. Dr. Muhammad Munib Dan kawan-kawan dari Turki
juga melakukan sebuah
penelitian terhadap seratus
responden muslim, Sampel
darah mereka diambil sebelum
dan diakhir bulan ramadhan, untuk dilakukan analisis dan
pengukuran terhadap
kandungan protein, total
lemak (total lipid), lemak
fosfat, asam lemak bebas,
kolesterol, albumin, globulin, gula darah, tryglycerol, dan
unsur-unsur pembentuk darah
lainnya, dan didapat, antara
lain bahwa terjadi penurunan
umum pada kadar gula
(glukosa) dan tryacyglicerol orang yang berpuasa,
terjadinya penurunan parsial
dan ringan pada berat badan,
tidak terlihat adanya aseton
dalam urin, baik dalam awal
maupun akhir puasa, sebab sebelum puasa ramadhan,
kenyataan ini menegaskan
tidak adanya pembentukan
zat-zat keton yang berbahaya
bagi tubuh selama bulan puasa
islam, Dengan keutamaan puasa, glikogen dalam tubuh
mengalami peremajaan,
memompa gerakan lemak
yang tersimpan, sehingga
menghasilkan energi yang
lebih meningkat. Sejak zaman dulu puasa
dipakai sebagai pengobatan
yang terbaik seperti kata
Plato bahwa puasa adalah
untuk mengobati sakit fisik
dan mental. Philippus Paracelsus mengatakan bahwa
“Fasting is the greatest
remedy the physician within!” Puasa sudah diakui menjadi
penyembuh terhebat dalam
menanggulagi penyakit,
bahkan di amerika ada pusat
puasa yang diberi nama
“Fasting Center International, Inc”, Director Dennis Paulson
yang berdiri sudah sejak 35
tahun yang lalu, dengan
pasien dari 220 negara. Yang
merekomendasikan Puasa
dalam: (1) program penurunan berat badan, (2)
mengeluarkan toxin tubuh,
(3) puasa dapat memperbaiki
energy, kesehatan mental,
kesehatan fisik dan yang
paling terpenting meningkatkan kualitas hidup.

0 comments: